Dunia makhluk halus ( di Jawa) ( 1 )

Dunia makhluk halus ( di Jawa) ( 1 )

Esensi dari spiritualitas atau kebatinan adalah laku untuk mengetahui kasunyatan yaitu kenyataan sejati tentang kehidupan dijagat yang semuanya terjadi atas kehendak Gusti, Sang Pencipta Alam beserta segala isinya.

Untuk itu, seorang pencari ilmu sejati, harus mengenal kembali diri sejatinya untuk bisa mampu mengetahui rahasia kehidupan.Hal ini terjadi karena jalan kehidupan terlalu dibebani oleh kepentingan duniawi, sehingga mengabaikan unsur spiritualitas.

Pencari kebenaran sejati harus punya tekad dan keberanian menjalani laku spiritual untuk menemukan pencerahan jiwa, sehingga mencapai tataran “ Jumbuhing Kawulo Gusti” , hubungan serasi antara dirinya dengan Sang Pencipta.

Telah diuraikan di artikel sebelumnya bahwa manusia adalah suksma yang memakai raga fisik dan eteris, jadi esensi manusia adalah “zat halus” yang dicipta Gusti, Tuhan untuk mengenakan “pakaian” fisik.Artinya manusia itu juga termasuk “bangsa halus”, jadi tidak perlu takut kepada makhluk halus apapun. Pengertian ini jangan dirubah menjadi : manusia adalah seonggok raga yang punya nyawa. Pemahaman seperti ini menyebabkan manusia terlalu mementingkan keperluan raga, bahkan memanjakannya dengan berbagai nafsu duniawi, sehingga manusia semakin menjauh dari pengertian hidup sejati yang tidak pernah terpisahkan dari Yang Membuat dan Memberi Hidup, yaitu Tuhan.

Telah pula kita uraikan bahwa setiap manusia yang menjalani kehidupan didunia, mempunyai banyak saudara halus dan pengawal halus, yang telah ada sejak sebelum kelahirannya. Jadi setiap manusia dikitari oleh para pengawal yang tidak berbadan fisik, melainkan berbadan cahaya.


Penghuni dunia

Penghuni dunia , bumi ini adalah berbagai macam makhluk yang beraga fisik, seperti berbagai macam binatang yang hidup dipelbagai bagian bumi, baik di darat, di air, di negeri tropis ataupun di daerah dingin bahkan di kutub. Ada juga berbagai macam tetumbuhan dan pohon-pohonan. Selain itu juga manusia dari berbagai suku dan bangsa.

Itu adalah makhluk-makhluk dan tanaman yang punya ujud nyata dan kelihatan oleh mata normal. Telah kami jelaskan sebelumnya bahwa sebagai akibat kelahiran manusia dibumi, dimana pengaruh logika sangat besar, maka ada dua kelompok manusia.

Pertama : Sebagian terbesar saudara-saudara kita yang fungsi perangkat-perangkat batinnya seperti mata, rasa tidak diaktifkan.Maka yang dilihat atau disebut sebagai kenyataan adalah yang terlihat, yang ada ,yang bisa ditangkap perangkat-perangkat lahir panca indra. Itu bagus, perangkat raganya berfungsi baik, istilah umumnya : manusia normal.

Kedua :Ada saudara-saudara kita( mungkin jumlahnya relatif kecil) yang selain perangkat lahirnya berfungsi baik, perangkat batinnya juga berfungsi baik, selain punya mata normal yang mampu melihat jelas, mata batinnya atau ada yang menyebut mata ketiganya juga berfungsi sempurna. Demikian pula perangkat otaknya dan perasaannya.

Jadi pengertian kenyataan atau dunia nyata bagi kedua kelompok manusia itu menjadi berbeda.Sebagai spiritualis kita bisa mengerti bahwa saudara-saudara yang normal hanya melihat yang nyata, konkrit saja. Sedangkan bagi yang mata dan rasa batinnya berfungsi baik, mereka itu melihat yang kelihatan dan “yang tidak kelihatan”.


Makhluk halus di dunia( khususnya Jawa)

Pada kenyataannya dunia ini, khususnya Jawa ( ini dibicarakan sesuai pengalaman di Jawa, tempat tinggal kita), tidak hanya dihuni oleh bangsa manusia dan berbagai macam hewan.

Bumi, pulau Jawa selain dihuni manusia juga dihuni oleh ‘bangsa halus” yang berbagai macam pula.Mereka itu menempati dimensinya/alamnya masing-masing, meski semua itu ada di Jawa.

Untuk mempermudah pemahaman, bayangkan bahwa dunia atau Jawa ini adalah sebuah pesawat televisi.Kita bisa melihat siaran dari stasiun teve lain kalau kita rubah channelnya, kita setel tempat lain.

Jadi meskipun pada satu saat kita berada disatu tempat didunianya manusia, tetapi kalau kita switch channelnya dan kita pindah kesaluran lain, maka kita akan berada didimensi lain, di dunia lain.Hal ini bisa dilakukan oleh orang yang mampu atau kita “ ditarik” ke dunia lain oleh pihak lain yang perlu bantuan. Misalnya : Dalang wayang kulit dan seluruh rombongan yang diundang untuk melakukan pagelaran wayang kulit disuatu tempat di dimensi lain.Sesudah selesai pagelaran, mereka pulang dan kembali didunia manusia.

Seorang penyembuh yang dimintai bantuan untuk mengobati makhluk-makhluk halus lain dimensi supaya sembuh dari sakitnya. Penyembuhan bisa terjadi di dimensi lain, tetapi bisa juga bangsa halus itu yang berkunjung. Ini tentu disesuaikan melalui permufakatan kedua pihak.


Sekedar pengetahuan

Penguraian mengenai eksistensi makhluk halus ( terutama di Jawa), bukanlah dimaksudkan untuk memunculkan hal yang takhayul, ini hanya untuk menambah wawasan saja. Karena di masyarakat bertebaran dongeng, juga kini via media elektronik ,cerita-cerita yang menyeramkan yang menggambarkan kehidupan bangsa halus, tokoh-tokoh bangsa halus, kejahatannya dan lain sebagainya, yang menurut pihak-pihak yang paham, sebagian besar cerita itu memberikan gambaran yang keliru atau misleading.

Bangsa halus seperti juga bangsa manusia ada yang baik dan ada yang jahat watak dan perbuatannya.

Sebenarnya bagi spiritalis, orang-orang kebatinan yang dicari adalah kebenaran sejati, jalan yang mengagungkan dan menuju Tuhan . Sehingga pencari ilmu sejati semakin merasa dekat dan hubungannya serasi dengan Gusti, istilah kebatinan tradisionalnya : Jumbuhing Kawulo Gusti.

Untuk mencapai anugerah Tuhan yang berupa pencerahan jiwa itu tidak ringan lakunya, orang tua-tua kita bilang : Kudu wani pitukone! Ini hanya bisa dijalani oleh orang-orang yang punya tekad, berani menempuh jalan suci menuju kebenaran sejati. Dasar utamanya tentu pasrah total kepada Tuhan dengan berani bersikap hidup dan melakukan perbuatan yang baik dan benar. Perlu diingat bahwa bagi orang Kejawen, yang disembah lahir batin hanyalah Tuhan, kalau kepada pihak lain hanyalah menghormat. Mungkin ada yang bertanya, orang juga menyembah ratu. Perlu dijelaskan disini bahwa kata menyembah kepada ratu, maksudnya adalah untuk penghormatan, bukan untuk disembah seperti Tuhan.

Perlu diketahui bahwa usaha manusia untuk melakukan pendekatan kepada Tuhan dengan jalan spiritualitas, itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan makhluk –makhluk halus. Masing-masing punya urusannya didunianya masing-masing. Manusia jelas punya urusan yang terus berkembang didunia manusia. Demikian pula bagi makhluk-makhluk halus yang hidup dalam komunitas- komunitasnya. Hanya saja dalam perjalanan spiritualnya, seorang manusia yang tengah mendalami pengetahuan kebatinan, bisa punya pengalaman ketemu dengan makhluk halus ( bisa juga tidak punya pengalaman seperti itu), setiap orang berbeda pengalamannya.

Seorang yang berjalan dijalan Ilahi, divine path, dia bisa mengatasi gangguan dari makhluk halus bila ada. Dia akan mengetahui berdasarkan pengalamannya sendiri, bahwa benar ada makhluk halus baik/ good spirits dan ada yang jahat/ bad spirits.


Bermacam dimensi kehidupan

Perlu diketahui bahwa pada dasarnya terdapat 2/dua golongan makhluk halus.

Pertama : Makhluk halus yang memang diciptakan Tuhan sebagai makhluk halus.

Kedua : Makhluk halus yang berasal dari manusia yang telah meninggal.

Makhluk halus asli, mereka tinggal bersama bangsanya, di domainnya masing-masing. Ada beberapa golongan makhluk halus yang tinggal di dimensinya masing-masing. Mereka punya masyarakat yang teratur rapi, ada ratu/pemimpin, ada pegawai dan penduduk biasa. Ada yang berkedudukan tinggi, ada yang rendah.

Kami akan mewancarai saudara spiritualis kami, R.M. Binaji, yang masih aktif bekerja sebagai Technician dan General Affairs disebuah pabrik, dia berumur sekitar 50-an tahun, yang sejak kecil punya rasa yang sensitif.Dia akan bertutur mengenai berbagai bangsa halus yang tinggal di Jawa, berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang bersifat pribadi, tetapi demi mengungkap kebenaran dia bersedia untuk sharing dengan JagadKejawen.( Sebenarnya bangsa halus juga ada dipelbagai belahan dunia, termasuk dinegeri-negeri maju di Eropah dan Amerika Serikat).

Bangsa halus di Jawa, terdiri dari :


1. Merkayangan
Kehidupan bangsa halus Merkayangan seperti kehidupan di dunia manusia, bedanya disaluran ini tidak ada sinar seterang matahari seperti didunianya manusia.

Bangsa Merkayangan, bentuk dan wajahnya seperti manusia. Mereka bekerja dan beraktivitas seperti bangsa manusia. Ada kantor-kantor, toko-toko, pasar, mobil-mobil bagus lalu lalang. Jual beli dengan uang seperti uang di dunia, ada berbagai merek rokok seperti disini.

Bangsa Merkayangan punya teknologi yang lebih maju dari manusia, kapal-kapal terbangnya canggih, ipteknya maju sekali, gedung-gedung pencakar langit mendominasi kehidupan kota yang modern.


2. Siluman
Bangsa siluman bertempat tinggal didaerah yang mengandung banyak air seperti di-danau-danau, laut, samudra dll.

Sistim kehidupan bermasyarakat mereka seperti di kerajaan kuno ,termasuk pangkat dan cara berpakaian.
Jadi , mereka punya ratu, patih, bangsawan, priyayi, pegawai biasa, prajurit, hamba sahaya dll. Tatacara kehidupan dan pergaulannya seperti bangsawan jaman dulu, termasuk cara berpakaiannya, perhiasannya .

Mereka punya kraton, rumah-rumah joglo kuno yang luas untuk para bangsawan pejabat dengan kereta-kereta kudanya.Dalam jajaran keprajuritan, ketrampilan laga termasuk berbagai macam kesaktian masih dipraktekkan. Banyak warganya, terutama elite priyayinya mempunyai pusaka-pusaka yang ampuh.

Kanjeng Ratu Kidul
Ratu dan kerajaan siluman yang terkenal menjadi cerita rakyat Jawa adalah Kanjeng Ratu Kidul , Ratu Laut Selatan, Segoro Kidul. Ratu legendaris, amat berkuasa dan sangat cantik yang tinggal di istananya di Laut Selatan dengan pintu gerbangnya di Parangkusumo. Kerajaan lautnya membentang disepanjang pesisir selatan Jawa. Namanya sebagai ratu adalah Prabu Kenconowungu. Di beberapa daerah dia mempunyai Adipati-adipati.

Kanjeng Ratu Kidul mempunyai seorang Patih kepercayaannya yang juga sangat cantik dan sakti, yaitu Nyai Roro Kidul. Kerajaan Laut Selatan masih melakukan upacara-upacara kerajaan dan ritual seperti layaknya sebuah kerajaan kuno.

Menurut cerita rakyat, sejak abad ke 16, telah terjadi perjanjian antara Kanjeng Ratu Kidul dengan Panembahan Senapati , raja pertama Kerajaan Mataran Kedua , bahwa Kanjeng Ratu Kidul akan selalu melindungi semua raja dan kerajaan Mataram. Pertemuan antara Panembahan Senapati dengan Kanjeng Ratu Kidul pada waktu itu adalah di Parangkusumo, pesisir Laut Selatan, termasuk wilayah Jogjakarta sekarang.

Sarpo Bongso
Dia adalah raja siluman, penguasa Rawa Pening, sebuah danau besar di dekat Ambarawa, antara Magelang dan Semarang, Jawa Tengah. Sarpo Bongso telah sejak jaman kuno menempati danau Rawa Pening beserta dengan kawulanya yang adalah bangsa siluman.Untuk diketahui bahwa Sarpo Bongso adalah siluman asli, dia diciptakan Sang Pencipta sebagai siluman.

Nyai Roro Kidul, patih kerajaan Laut Selatan adalah juga termasuk golongan siluman asli sejak ribuan tahun yang lalu.

Kanjeng Ratu Kidul bukanlah siluman asli, beberapa abad sebelumnya Kanjeng Ratu Kidul adalah seorang gusti putri dari sebuah kerajaan di Jawa.

Jadi menurut pemahaman Kejawen, beliau adalah suksma manusia bertataran tinggi, manusia yang ngratoni – menjadi ratu di dimensi kehidupan lain atas purbawisesa, perintah dari Gusti.

Di tanah Jawa ini ada beberapa suksma yang aslinya manusia menjadi Ratu/pemimpin di berbagai tempat di dimensi lain atas kehendak Gusti, Tuhan. Pada waktu hidup sebagai manusia mereka berilmu tinggi dan bijak.


3. Kajiman
Bangsa Kajiman atau yang biasa disebut jim oleh orang Jawa, mereka hidup bermasyarakat seperti layaknya masyarakat kerajaan dijaman kuno. Mereka punya ratu, priyayi dan rakyat biasa yang tinggal di rumah-rumah gaya kuno, sesuai dengan pangkat dan posisinya. Daerah tempat tinggalnya adalah dibukit-bukit batu yang panas.


4. Demit
Bangsa demit bertempat tinggal didaerah pegunungan yang hijau dan sejuk hawanya. Bentuk badan mereka seperti manusia tetapi lebih kecil dan pendek. Mereka hidup sederhana dirumah-rumah kayu dan bambu.


Selain masyarakat Merkayangan, Siluman, Kajiman dan Demit, masih ada 2/dua golongan masyarakat lagi, yaitu masyarakatnya mereka yang jujur, baik hati, suci dan bijak. Secara detail belum boleh ( sampai saat ini) untuk diberitahukan.


Makhluk halus yang tak teratur

Jadi didunia ini,, khususnya Jawa ada 7/tujuh dimensi kehidupan yang hidup dalam masyarakat yang sudah teratur, yaitu dimensi alam :1.Manusia 2. Merkayangan. 3. Siluman 4. Kajiman. 5 .Demit .6 dan 7, tempatnya makhluk yang baik dan bijak.

Alamnya manusia adalah berupa alam nyata yang bisa dilihat oleh mata biasa, dimensi yang lain disebut “dunia halus” atau ada yang bilang dunia gaib.

Selain dimensi /alam halus yang ditempati makhluk-makhluk halus yang bermasyarakat dan ada tatanan kehidupan yang teratur, masih ada eksistensi bangsa halus yang tidak bermasyarakat yang teratur. Mereka ini adalah bangsa halus atau ada yang menyebut wong alus yang berasal dari manusia yang salah jalan hidupnya, sehingga mereka tidak bisa kembali kealam mula-mula. Mereka “tersangkut” dibumi, tidak bisa lepas dari daya tarik bumi, karena selama hidupnya didunia telah nekad berbuat salah demi kehidupan keduniawian yang dirasanya enak. Mereka melanggar hukum kehidupan, melakukan kesalahan fatal dengan melanggar paugeraning Pangeran, ketentuan Tuhan.

Orang yang berbuat salah tentulah mendapatkan hukuman, hukuman itu bisa dijalani selama masih hidup didunia atau sesudah kehidupan ini. Hukuman yang dijalani sesudah kehidupan ( afterlife), tentu lebih jelek. Kesalahan apa saja yang menyebabkan mendapat hukuman sesudah kehidupan ini? Karena manusia itu pada waktu hidup sebagai manusia telah melakukan : fitnah, tindakan yang tidak jujur, menjadi prewangan (yaitu menjadikan raganya dipakai medium oleh makhluk halus dari golongan salah dan jahat), melakukan black magic, guna-guna, santet, pelet, membuat orang lain menderita bahkan sampai mati, pengasihan, pesugihan, memuja berhala/makhluk halus keblinger, membunuh dan melakukan perbuatan nista.

Dunia makhluk halus ex. manusia ini dinamakan dunia ” watu kayu”, mereka tinggal disembarang tempat antara lain di batu-batu dan pohon-pohon.Mereka menjalani hidup tersiksa sesuai dengan kesalahannya dan jika sewaktu menjalani hukuman berbuat salah lagi, hukumannya akan diperberat.

Lalu apa itu penyembahan berhala menurut Kejawen dan adakah “premanisme” diantara makhluk-makhluk halus jahat itu?

Dunia makhluk halus ( di Jawa) ( 2 )

Ada orang yang kepingin kaya dan berkuasa dengan jalan yang tidak wajar. Mereka tidak mau berusaha dengan cara kerja keras, mereka lebih memilih jalan pintas untuk menjadi kaya raya atau punya kedudukan tinggi.Cara yang dipilih adalah jalan yang menyimpang dari ketentuan Gusti, Tuhan. Mereka benar-benar nekad, hanya demi mengejar kenikmatan duniawi yang sesaat. Padahal selanjutnya, mereka harus membayar dengan harga yang teramat mahal sesudah kehidupan didunia sebagai manusia. Kebanyakan dari mereka menggunakan “pesugihan”, ilmu hitam untuk menjadi kaya harta benda.


Berhala

Cara kilat untuk menjadi kaya raya adalah dengan cara menyembah berhala. Dalam pemahaman Kejawen ,berhala bukanlah patung-patung batu, melainkan berujud makhluk-makhluk halus jahat yang mau “menolong” manusia untuk bisa menjadi kaya harta benda dan berpangkat tinggi, selama masih hidup didunia ini. Manusia yang menggunakan “jasa baik” para makhluk jahat ini, telah melakukan kesalahan fatal. Karena “pertolongan” itu tidak gratis dan mesti dibayar, sesuai perjanjian. Bentuk makhluk-makhluk berhala itu adalah:

1. Jaran Penoleh - Kuda yang kepalanya menoleh kebelakang.
2. Srengara nyarap - Anjing sedang makan.
3. Bulus jimbung - Bulus besar.
4. Kandhang bubrah - Kandang yang rusak.
5. Umbel molor - Ingus menetes.
6. Kutuk lamur - Sebangsa ikan yang penglihatannya kabur.
7. Gemak melung - Gemak, sebangsa burung berkicau.
8. Codhot ngising - Kelelawar berak.
9. Bajul putih - Buaya putih.

Bagi mereka yang telah keblinger menggunakan jasa-jasa baik dan bahkan telah memuja para berhala tersebut, sesudah kematiannya, mereka tidak bisa menjadi manusia yang telah menjalani tahap kehidupan yang benar, yaitu “datang dari suci, hidup didunia secara suci dan kembali ke suci” lagi. Sewaktu didunia, perbuatannya tidak suci, melanggar ketentuan Gusti, Tuhan, untuk itu harus mendapatkan hukuman yang setimpal, mereka menjadi dhanyang. Dhanyang adalah makhluk halus yang berasal dari manusia yang tengah menebus dosa- perbuatan salahnya, mereka masih tetap dialam halus dunia atau tepatnya “dialam halus watu kayu”.

Oleh karena itu, menurut pemahaman Kejawen, orang yang baik adalah yang hidupnya sempurna dan matinya sempurna.Sewaktu menjalani kehidupan didunia jujur dan baik kelakuannya, bisa pulang kemula-mula, kealam kelanggengan secara langsung dengan lancar dan baik, kembali ke haribaan Gusti, Tuhan.

Sedangkan mereka yang tidak sempurna matinya, masih harus menjalani hukuman sesuai dengan kesalahan yang telah diperbuatnya.


Berhala lain yang kejam

Masih ada berhala-berhala jenis lain yang suka menggoda orang dengan iming-iming yang menggiurkan,jadi kaya harta benda,sehingga sulit ditolak mereka yang lemah imannya.

Para berhala sangat kejam itu adalah a.l : Buto Ijo; Klabang Sayuto; Ula Ngripi, ketiga berhala itu mau “membantu” tetapi dengan imbalan upah yang amat mahal seperti minta makanan yang berupa manusia hidup. Orang yang mamakai jasa mereka akan dituntun bagaimana caranya mencari “sesaji” atau korban orang hidup. Kalau satu ketika tidak bisa mencarikan korban, bukan tidak mungkin orang itu sendiri yang dilahap oleh berhala piaraannya.

Dimasa lampau, cerita mengenai berhala dan kekejamannya banyak beredar di masyarakat. Sebenarnya punya tujuan positif, yaitu jangan pernah berhubungan apalagi ber-komitmen dengan makhluk-makhluk semacam itu.

Masih ada lagi makhluk halus jahat yang mau menolong orang keblinger dengan cara mencuri uang, seperti tuyul yang bentuknya seperti anak kecil dengan kepala gundul; babi ngepet dll.


Berbagai macam hukuman

Hukuman yang dijalani oleh mereka yang telah membuat kesalahan fatal, teramat berat. Oleh karena itu, setiap orang sebaiknya menghindari perbuatan yang tidak baik, jangan berbuat jahat. Caranya? Selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Welas Asih. Berbuat hal-hal yang baik dan benar, berpegang kepada norma-norma budi pekerti, dilandasi watak jujur dan selalu dalam tuntunan Tuhan, suka menolong sesama, jangan mencuri, memfitnah, membunuh, jangan berbuat jahat.

Kendalikan diri dalam kehidupan sehari-hari, jangan tergoda kepada kenikmatan duniawi sesaat , karena itu tidak abadi. Ingatlah nasihat pinisepuh : Urip iku mung mampir ngombe – Hidup didunia ini ,hanyalah untuk mampir minum. Artinya hidup didunia hanya dalam waktu singkat, maka itu berbuatlah yang patut.

Jenis-jenis hukuman yang mesti dijalani ada beragam. Seorang pembunuh akan dilahirkan lagi sebagai binatang selama seribu hari, untuk setiap orang yang dibunuhnya. Jenis binatang yang dipakai tempat hukuman a.l. : kucing, anjing, kuda, monyet, domba, babi, unta, gajah dll.

Pembunuh akan menjadi dhanyang banaspati, makhluk halus tidak sempurna dengan kepala api menyala.Para pelaku fitnah, guna-guna, black magick menjadi dhanyang kemamang, makhluk halus tak sempurna yang badannya menyala.

Prewangan, yang perempuan menjadi peri, makhluk halus tak sempurna, wanita yang baunya tidak sedap, suka mengganggu laki-laki iseng dan tak kuat imannya. Prewangan lelaki jadi gendruwo, makhluk halus jahat tak sempurna berwatak kriminal, badannya bau sekali, suka mengganggu istri orang dengan berubah bentuk seperti suaminya .

Para penyembah berhala, pencari kekayaan dengan bantuan berhala a.l. menjadi kuntilanak, makhluk halus tak sempurna yang punggungnya bolong dan makhluk-makhluk halus lain yang hina.

Para dhanyang itu suka tinggal di 13 macam pohon yang dicipta menjadi rumahnya ,seperti dipohon-pohon : beringin, randhu alas, sawo,kenanga, kanthil dll.

Para dhanyang jahat ini suka mengganggu manusia yang lemah imannya atau tengah bingung menghadapi cobaan hidup. Terkadang ada dhanyang yang berpura-pura menjadi orang tua atau wanita cantik atau pria bagus untuk mengganggu. Tetapi , kalau orang tenang mudah dideteksinya, karena para dhanyang tidak punya lekukan dibawah hidung dan kalau berdiri kakinya tidak menapak tanah.

Hadapi dengan tenang, manusia tidak kalah sama para dhanyang. Karena enerji manusia lebih besar dibandingkan dhanyang dan manusia juga dikawal oleh para saudara halusnya yang adalah juga makhluk halus yang kekuatannya tidak kalah dari para dhanyang apapun.Dan manusia yang baik selalu dilindungi Gusti, Tuhan. Oleh karena itu kita tidak perlu takut, tetapi juga jangan takabur.


Bekasaan

Ini adalah sebutan untuk semua makhluk halus yang tidak sempurna yang bentuknya sangat jelek bahkan ada yang menakutkan. Ini para makhluk halus yang termasuk golongan kriminal, preman yang kasar dan tidak sopan. Orang Jawa menyebutnya : Bekasaan.


Dhanyang Smarabumi

Ini golongan dhanyang yang baik, biasanya membantu menjaga rumah, suatu tempat atau desa.

Dhanyang samarabumi pada waktu hidup sebagai manusia didunia punya ilmu kesaktian, tetapi ilmu dan laku spiritualnya tidak sempurna . Sesudah kehidupannya, mereka ditunjuk jadi dhanyang smarabumi untuk menjaga/ sing mbahureksa suatu tempat dan manusia yang tinggal disitu supaya selamat.

Sesuai dengan ketentuan tugasnya, maka manusia bisa minta bantuan dhanyang smarabumi untuk menjaga desa , rumah, gedung,bisa juga diminta ikut membantu suatu upacara supaya berjalan dengan selamat terbebas dari gangguan makhluk jahat baik orang maupun bangsa halus.

Biasanya para dhanyang smarabumi itu sudah jauh lebih lama menghuni suatu tempat dari pada manusia penghuni tempat tersebut. Pada waktu diminta menjalankan tugas sesuai dengan kewajibannya untuk menjaga desa, rumah dan penghuninya, orang berkata kepadanya dalam batin :

Nini Kaki Sang Dhanyang smarabumi sing mbahurekso ing deso ........
Kakek nenek Dhanyang smarabumi penjaga desa ........

Jagalah rumahku ini dan seluruh keluargaku supaya selamat atau jagalah desa ini beserta seluruh penduduknya supaya selamat. Terimakasih. Ya, kita mesti berterimakasih, seperti kita mesti berterimakasih kepada Satpam yang menjaga kampung dan rumah kita .Itu termasuk tatakrama pergaulan.
Kepada dhanyang smarabumi ,kita hanya boleh minta dibantu dijaga supaya selamat, tidak minta hal yang lain seperti rejeki. Karena itu adalah tugas alami para dhanyang smarabumi yang digariskan Gusti dan tugas yang diemban tersebut juga merupakan penebusan kesalahannya.

Lalu bagaimana cerita tentang adanya rumah dan tempat yang angker, ada orang yang katanya punya istri makhluk halus?

Dunia makhluk halus ( di Jawa) ( 3 )

Kita sering mendengar omongan orang tentang adanya tempat-tempat tertentu yang dihuni makhluk halus atau dibilang tempat angker. Hal ini bisa saja terjadi, biasanya yang terjadi adalah sebagai berikut :
( Sebelumnya hendaknya diingat ada makhluk halus yang jahil dan ada yang baik, seperti juga didunia manusia).

1. Makhluk halus yang bermaksud memberi tahu penghuni rumah atau tamu yang datang/menginap bahwa rumah/ tempat itu, juga merupakan tempat hunian makhluk halus.
2. Makhluk halus yang ingin ditolong, dilepas dari penderitaan. Mereka ada disitu, tidak bisa meneruskan perjalanan karena misalnya meninggal secara kurang baik,seperti : bunuh diri, kecelakaan, dihukum dlsb.
3. Makhluk halus yang ingin mengadakan dialog, hubungan baik.
4. Makhluk halus yang usil, jahat, mau mengganggu ketentraman hidup manusia.


Hendaknya diketahui bahwa bagi saudara-saudara kita yang sudah mengetahui rahasia kehidupan, sudah menguasai ilmu sejati, penampakan makhluk halus bukanlah sesuatu yang aneh, itu biasa-biasa saja. Seperti kita melihat orang lain saja.

Kalau kita sudah mengerti bahwa ada 7/tujuh dimensi kehidupan didunia ini, dimana masing-masing “bangsa “ mempunyai urusannya masing-masing dan terjadi hidup berdampingan secara damai, ini yang penting. Lalu ada tambahan mahluk-makhluk halus asal manusia ( wong alus). Mereka kebanyakan dari golongan “watukayu” yang tidak/belum bisa kembali kealam mula-mula karena telah menjalankan kesalahan sewaktu hidupnya dulu sebagai manusia. Selain itu ada suksma manusia yang bertataran tinggi yang menjadi ratu ( ngratoni) di dimensi kehidupan lain yang tertata. Menurut pemahaman Kejawen, Itu terjadi atas purbawasesa/ kuasa Gusti, Tuhan .

Yang bikin ramai adalah adanya sementara orang yang mengaku jadi”wong pinter”, “orang pandai” dibidang “gaib”, dukun, cenayang, paranormal, yang menjadikan hal ini sebagai ranah yang bisa dipakai cari uang, untuk tujuan komersial. Selain itu beredar cerita-cerita yang berdasarkan “jarene”, kata orang.

Ini bertolak belakang dengan orang-orang kebatinan sejati, yang selalu bersikap merendahkan diri, tidak sombong. Bila ada orang yang minta tolong ,akan ditolong dengan dasar ikhlas, tidak ada pamrih kecuali menolong, berbaik kepada sesama. Menolong itu adalah kewajiban sebagai makhluk Tuhan dan sekaligus kehormatan. Prinsip hidup itu adalah : Lebih baik menolong dari pada ditolong. Lebih baik memberi dari pada diberi. Itulah laku utama seorang pelestari budaya Kejawen.


Rumah yang aman dan bersih

Kebanyakan orang tentunya ingin mempunyai kehidupan rumah tangga yang aman, tentram, berkecukupan.Ada kalanya sebuah keluarga merasa terganggu kenyamanan hidupnya karena dirumahnya, dihuni juga oleh makhluk halus. Kepala keluarga yang rumahnya merasa diganggu, biasanya akan meminta tolong seorang “Priyayi sepuh”,” wong tuwo”,” wong pinter”, dukun supaya rumahnya terbebas dari gangguan.
Biasanya ada dua pilihan untuk menanggulangi gangguan tersebut.

1. Makhluk/makhluk-makhluk halus itu diminta supaya tidak mengganggu penghuni rumah dan tamu-tamunya, tetapi mereka tetap boleh tinggal disitu. ( Prinsip : Hidup berdampingan secara damai). Pertimbangannya : Makhluk halus itu telah lebih lama tinggal ditempat tersebut dan kadang-kadang bahkan sebelum disitu didirikan rumah tinggal.
2. Mereka diminta untuk meninggalkan rumah/tempat tersebut, apalagi kalau kelakuannya jahil, jahat.”Priyayi sepuh” yang bijak akan mengarahkan kemana makhluk halus itu pindah.


Penampakan makhluk halus

Kita sering mendengar kejadian atau juga menyaksikan :dimalam hari ada orang teriak-teriak ketakutan karena melihat penampakan makhluk halus yang menakutkan, badannya berlumuran darah atau bentuk-bentuk lain yang seram. Sebenarnya makhluk halus seperti ini ingin ditolong supaya dia terbebas dari cengkaraman hidup ditempat tersebut.

Kalau kita berziarah kemakam, maka dijumpai masih banyak wong alus, orang halus yang belum bisa melanjutkan perjalanan ke alam kelanggengan. Mereka itu masih terikat dengan hal-hal yang bersifat keduniawian, meskipun sudah meninggal dunia beberapa waktu yang lalu.

Tindakan yang baik, terpuji ,kalau kita mendoakan orang yang telah meninggal ,dengan memohonkan ampun atas segala kesalahannya kepada Gusti, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Dengan berada didepan pusara orang yang telah meninggal atau melihat foto atau mendengar cerita tentang seseorang yang telah meninggal, seorang spiritualis Kejawen, akan tahu bagaimana perjalanan atau keadaan orang yang telah meninggal itu. Apakah sudah baik atau sempurna kembali ke alam mula-mula atau masih harus melewati cobaan.Dalam hal ini, spiritualis itu menggunakan kemampuan dari “roso sejati” yang semakin lama semakin peka karena pendekatan, kedekatan dan kepasrahan kita kepada Gusti dan bekerja secara otomatis dan yang terpenting semua itu karena berkah dari Gusti, Tuhan Yang Maha Kuasa.


Tempat-tempat angker

Beberapa tempat seperti dibeberapa jembatan, perempatan jalan, musium, rumah tua, petilasan, makam dll, ada yang angker dan mendirikan bulu roma.

1. Dibeberapa jembatan atau jalan, terjadi banyak kecelakaan, memakan banyak korban. Sopir yang lewat tempat itu membunyikan klakson supaya tidak ada gangguan.Para korban manusia yang meninggal karena kecelakaan ditempat tersebut, setelah meninggal, tidak bisa melepaskan diri dari tempat itu. Gaya tarik bumi disitu terlalu kuat sehingga harus tetap berada disitu dan menderita. Lalu kenapa ditempat itu sering terjadi kecelakaan yang memakan korban? Karena mereka menarik orang-orang lain supaya tinggal bersama mereka.
2. Di beberapa musium, istana/rumah tua, makam ,pada malam hari suasananya mencekam. Biasanya ada makhluk-makhluk halus yang menjaga disitu. Di musium, ada benda-benda antik dan pusaka yang dijaga. Dimakam, ada pusara seseorang yang dijaga oleh makhluk-makhluk halus. Meski orang tersebut sudah meninggal, makhluk halus ada yang setia tetap menjaga. Makhluk halus ada yang pandai ,ada yang bodoh, menjaga pusara dengan kesetiaan buta. Mereka menyerang siapapun yang mendekat pusara yang dijaganya itu. Yang bodoh tidak punya kemampuan untuk mendeteksi seberapa kemampuan orang yang datang, mereka itu langsung menyerang saja. Kalau orang yang diserang tidak punya “lambaran” – “pegangan ilmu”, dia bisa jatuh sakit atau bahkan bisa mati, kalau tidak segera ditolong oleh yang tahu.Oleh karena itu, kalau masuk makam, musium, tempat-tempat tua, paling tidak punyailah persiapan batin terlebih dahulu sebelum masuk. Minimal punyailah niat baik, misalnya mau berziarah atau hanya melihat-lihat atau mempelajari sesuatu dimusium dengan tujuan baik, tidak untuk merusak. Untuk orang Kejawen ada cara praktis yaitu mengajak saudara-saudara halus kita untuk mendampingi dan membantu dan melindungi kita.Saudara-saudara halus kita itulah yang akan menghadapi makhluk atau orang halus yang ada disitu.
3. Ada tempat yang mempunyai daya tarik alami yang sangat kuat, sehingga tempat itu bagus untuk melakukan meditasi, melakukan olah spiritual dll. Dan tempat itu juga banyak menarik makhluk-makhluk dimensi lain yang senang berkunjung ketempat itu.
4. Hunian para makhluk halus , baik berupa istana, rumah, perkampungan biasanya berada ditempat yang sepi yang jauh dari tempat tinggal manusia. Tetapi pertumbuhan manusia yang cepat berkembang biak telah mendesak hunian para makhluk halus.



Hubungan antar makhluk lain dimensi

Seorang manusia bisa berhubungan dengan makhluk-makhluk dari dimensi lain, seperti dari dimensi Merkayangan, Siluman maupun Kajiman. Ada juga manusia yang punya istri atau suami makhluk dimensi lain. Biasanya anak yang lahir dari perkawinan campuran akan hidup di-dimensi sana, bukan di dimensi manusia. Mereka yang kawin dengan makhluk halus dari dimensi lain yang tertata itu , tentulah telah membuat perjanjian terlebih dahulu bagaimana cara mereka ketemu, hidup bersama, mengasuh anak dsb.

Menurut para pisisepuh ,sebaiknya manusia kawin dengan manusia, tetapi kalau terpaksa kawin dengan makhluk halus, harus makhluk halus dari dimensi kehidupan yang tertata, bukan dengan makhluk halus yang sedang menjalani hukuman sesudah kehidupan ini.

Manusia yang kawin dengan makhluk halus dari merkayangan, kajiman maupun siluman, biasanya usianya relatif masih muda, pengetahuan spiritualnya juga belum mencapai tataran sepuh, tetapi sudah punya bonus untuk melihat dan ketemu makhluk halus. Biasanya orang muda itu tidak kuasa menolak ajakan dari siluman cantik atau ganteng sekali untuk berhubungan dan selanjutnya hidup bersama. Orang muda itu akan berkata dalam hati : Aku belum pernah melihat wanita secantik itu atau pria yang bukan main bagus rupawan. Mana ada manusia wanita atau pria secantik/sebagus ini mau sama aku.Lalu terjadilah ikatan perkawinan antar dimensi kehidupan, dalam hal ini antara manusia dengan makhluk halus dimensi lain.

Banyak guru kebatinan yang memberi saran supaya seorang yang relatif masih muda usia dan juga tataran ilmunya untuk tidak berhubungan dengan makhluk halus dimensi lain, ini sebenarnya cara halus untuk menghindari perkawinan campuran seperti ini.

Hendaknya diketahui bahwa dimensi lain itu juga banyak penduduknya dan makhluk halus itu lebih agresif dalam berhubungan asmara dibandingkan manusia.

Mereka yang punya istri atau suami makhluk halus, biasanya menjadi pandai dalam hal-hal “gaib”. Mereka jadi punya” pandangan tajam”, tahu banyak hal yang tidak kelihatan. Itu karena diberi tahu oleh pasangan halusnya. Dan itu bukan berarti bahwa mereka telah mencapai tataran spiritual yang tinggi, itu bukan pertanda kedekatan kejalan Ilahi.

Setelah jadi “orang pandai” dan bisa jadi konsultan soal-soal “gaib”, mereka jadi malas melakukan panembah, penyembahan kepada Gusti atau samadi. Mereka menghabiskan banyak waktunya dengan makhluk-makhluk halus.

Lalu kenapa pula banyak makhluk halus yang tinggal di dimensinya manusia?

Dunia makhluk halus di Jawa ( 4)


Sebagai aturan baku, masing-masing bangsa makhluk hidup dialamnya masing-masing dengan urusannya masing-masing.

Banyak orang yang bertanya, kenapa didimensi dunia manusia ada juga makhluk halus dari lain dimensi seperti jim dan siluman?

Keberadaan makhluk-makhluk jim dan siluman didunia manusia karena mereka diundang atau diajak oleh manusia untuk tinggal disini. Ada sementara orang yang membutuhkan jasa mereka, misalnya untuk dijadikan pengawal, menjaga suatu tempat atau rumah atau menempati pusaka-pusaka tertentu.

Jadi keberadaan mereka didunia kita ini karena ditarik oleh orang-orang kuat atau dukun untuk melakukan tugas tertentu.

Ditahun 90-an ada sementara orang yang mengaku secara terbuka bahkan lewat iklan disurat kabar menjadi supplier makhluk halus khususnya bangsa jim/jin termasuk yang diimport dari negara lain dengan berbagai macam ketrampilan, tergantung harganya. Untuk kegiatan semacam ini , kita tidak ikut campur dan tidak ingin memberi komentar.

Makhluk halus yang sudah ditarik untuk berada didimensi manusia, sudah sulit untuk kembali ke habitatnya bersama bangsanya lagi.Mereka itu menempati berbagai benda atau rumah untuk dijadikan tempat tinggalnya. Ada yang tinggal disebuah batu aji yang ada dicincin atau dipusaka yang berupa tombak atau keris.

Benda-benda tersebut memang bentuk fisiknya kecil, tetapi dicipta secara gaib oleh makhluk halus sehingga “disananya” adalah sebuah rumah besar atau istana.

Ada baiknya kita ketahui bahwa sebuah keris atau batu akik itu masing-masing membawa daya alami yang berupa enerji. Batu akik, gemstone punya daya alami , enerji yang sesuai dengan sifatnya, misalnya ada yang membawa ketenangan, bisa membangkitkan semangat, mampu menyedot bisa binatang dlsb.

Hanya saja, munculnya daya alami dari sebuah batu alam , haruslah dibangkitkan atau diprogram terlebih dahulu oleh orang yang tahu /programmer. Kalau tidak, meskipun harganya mahal seperti berlian, safir, ruby, emerald hanyalah merupakan “sleeping beauty “ belaka. Kalau pada batu alam tersebut ditempatkan makhluk halus, maka batu itu akan mempunyai fungsi seperti kemampuan makhluk halus itu.

Demikian halnya sebuah keris atau tombak pusaka. Setiap keris atau tombak sudah mempunyai daya alami dari bahan besi dan logam yang ada pada keris atau tombak tersebut.Disamping itu sebilah keris yang bagus memiliki daya magis sesuai dengan daya cipta yang ditanamkan oleh empu keris pembuatnya dan sesuai pesanan yang dimasukkan oleh pemesannya/ pemiliknya yang pertama. Lalu kedalam keris bisa dimasukkan makhluk halus untuk memperkuat daya kemampuan keris tersebut.( Biasanya makhluk halus yang dimasukkan oleh umum disebut qodam).

Oleh karena itu, bila seseorang mendapatkan keris, apakah pemberian atau lewat proses jual beli ( istilah yang digunakan :lewat mas kawin), harus dilihat apakah cocok keris itu menjadi miliknya. Karena fungsi keris yang dipakai oleh seorang priyayi tentunya berbeda dengan yang diperlukan seorang petani atau pedagang. Kerisnya seorang senopati, tentu berbeda dengan keris seorang penyembuh, demikian seterusnya.


Saling berkunjung

Ada kalanya, bangsa makhluk halus yang berkedudukan tinggi atau punya kemampuan tinggi seperti ratu, menteri, hulubalang, dukun penyembuh, meninggalkan sementara habitatnya dan bertamu ke seorang manusia. Ini dilakukan sesuai keperluannya. Sesudah selesai , mereka pulang kembali ke rumahnya, di dimensinya sendiri. Atau mereka datang ke dimensi manusia karena diundang. Sebaliknya, ada juga manusia yang karena suatu keperluan pergi berkunjung ke dimensi lain, sesudah selesai mereka pulang.

Kadang-kadang, dukun-dukun yang mumpuni dari dimensi lain datang kesini untuk berkonsultasi dengan seorang pinisepuh atau wong pinter. Ada pula dukun dimensi lain mengirim pasien-pasiennya untuk melakukan konsultasi kepada atau berobat kepada wong pinter disini. Hal itu bisa terjadi karena telah ada persetujuan antara dukun sana dengan dukun sini.

Karena bagaimanapun “penyeberangan” dari dimensi satu ke dimensi yang lain dan lalu kembali lagi, itu ada tekniknya yang mesti diikuti tata caranya.


Ilmu Hitam

Yang kita pelajari adalah Ilmu Sejati, pengetahuan Ilahi, divine knowledge untuk mendekatkan kita selalu kepada Gusti dan memahami dan menghayati hidup sejati. Kita adalah pencari ilmu sejati, the seekers of true knowledge.

Tetapi ada sementara orang yang mempelajari dan menjadi pengikut apa yang disebut “ilmu hitam”seperti black magic, santet dlsb. Mereka adalah orang-orang yang nekat berani membuat kesalahan fatal yang melanggar ketentuan Gusti, Tuhan. Ini adalah golongan orang-orang yang berpikiran sempit, biasanya berpendidikan rendah, tetapi ingin mendapatkan sesuatu dengan jalan pintas, supaya dalam waktu singkat jadi orang hebat.

Mereka menempuh “jalan hitam” dengan perantaraan dukun “hitam”pula. Mereka diharuskan memenuhi syarat-syarat yang diajukan oleh dukun “hitam” tersebut.

Selanjutnya orang tersebut dalam mencapai tujuannya akan dibantu oleh makhluk halus golongan jahat. Untuk itu , dia harus membayar sejumlah uang kepada dukun hitam dan memberi upah berupa sesaji yang diminta oleh makhluk halus tersebut. Orang itu biasanya minta dibantu untuk menjadi kaya atau mencapai kedudukan tinggi. Makhluk halus itu akan membantu memenuhi kehendak orang tersebut selama dia masih hidup didunia ini.

Hidup didunia relatif singkat saja, mestinya harus diisi dengan sesuatu yang bermanfaat bagi sesama dan buana dan secara sadar mengikuti ketentuan Gusti, tetapi ada orang yang keblinger, sudah lupa kepada nalar, berani berbuat salah, berani berbuat dosa , mereka berpaling kepada “golongan hitam” supaya hidup enak selama didunia ini. Tetapi sesudah kehidupan ini, mereka akan diseret kelembah hitam, menjadi budak makhluk halus jahat .Lalu untuk berapa lama dan sampai kapan?

Biasanya si dukun hitam itu bilang dia tidak ikut bertanggung jawab atas apa yang diperbuat oleh orang yang telah menggunakan jasanya. Dia berkilah hanya menjalankan profesinya ,mencari uang. Itu tidak benar, si dukun hitam itu juga akan menanggung perbuatannya dan akan mendapatkan hukuman yang setimpal.

Banyak cerita tentang orang-orang yang jadi “hebat” karena punya “ilmu hitam”. Salah satunya : Ada seorang perampok kondang yang punya “aji belut putih”- welut putih. Seperti belut putih , dia sukar ditangkap. Dia juga kebal, dihajar begitu parah , tetap saja kuat dan dalam sekejap kebugaran tubuhnya pulih seperti sebelumnya. Itu terjadi sesudah dia minum sedikit air. Seperti belut, dia perlu dekat air dan mengkonsumsi lebih banyak air dari pada orang biasa.

Tetapi sehebat-hebatnya “ilmu hitam belut putih” dan masih banyak yang lain, kalau sudah sampai waktunya akan datang apesnya, hilang dayanya dan dia akan tertangkap dan dikalahkan.


Guru “Ilmu Hitam”

Dalam kenyataannya, didunia ini ada juga orang yang berprofesi sebagai guru “ilmu hitam”. Dalam kehidupannya didunia pada saat ini, dia terlihat amat berkecukupan, punya berbagai kemampuan yang menakjubkan, seperti ilmu kebal dan berbagai kebisaan yang membuat orang kagum. Dia biasanya ditakuti banyak orang, amat dihormati oleh murid-muridnya. Tetapi, apa yang dipunyai itu termasuk kategori’Ilmu hitam” yang tidak sesuai dengan ilmu ataupun tindakan yang diperkenankan Gusti, Tuhan.

Sebenarnya, kalau ditilik dari sudut pandang nalar, orang normal tentu akan menghindari “ilmu hitam” dan jangan sampai berhubungan dengan hal-hal seperti itu, karena teramat berat resiko yang harus ditanggung di kemudian hari. Tetapi ada orang nekad yang memakai “ilmu hitam” karena pamrih dan nafsu tertentu, pokoknya sekarang berhasil, dikagumi banyak orang, jadi orang kaya, terpandang, berkuasa. Apa yang harus dibayar kemudian ,itu urusan nanti. Ini terjadi karena adanya dukun-dukun “ilmu hitam”. Ini memang adalah orang-orang yang “berani” menjalani kehidupan yang seperti itu.

Untuk diketahui, bahwa untuk mendapatkan, bisa menguasai “ilmu hitam” apalagi menjadi guru “ilmu hitam”, itu juga berat syarat-syaratnya. Kenapa ada sementara orang yang memilih jalan ini? Kenapa tidak belajar ilmu yang baik-baik saja atau belajar ilmu sejati?

Karena dalam ilmu sejati tidak ada jalan pintas, harus ditempuh berlandaskan keyakinan kepada Gusti berdasarkan budi pekerti dan nurani yang baik dan perilaku yang benar.

Dari kisah lama kita mendengar : Seorang tokoh “ilmu hitam” dalam pertempuran menundukkan lawannya yang juga sakti,dia merubah bentuk tubuhnya menjadi seekor ular besar yang garang dan dengan sigap melumat musuhnya. Sehabis kemenangannya, namanya semakin terkenal, hidupnya semakin enak, segala keperluan duniawi dengan mudah didapat.

Tetapi hendaknya diketahui, bahwa tokoh hitam ini telah mengadakan komitmen untuk nantinya menempuh kehidupan yang sesuai dengan komitmen “ilmu hitam”nya, misalnya dia akan hidup dalam dunia makhluk halus ular sampai akhir jaman. Ini tentu tidak sesuai dengan Sangkan Paraning Dumadi dari Ilmu Sejati.

JagadKejawen,

Suryo S.Negoro



JagadKejawen,

Suryo S.Negoro
http://jagadkejawen.com/id/kebatinan-spiritualitas/dunia-makhluk-halus-di-jawa-1

Comments

Popular posts from this blog

PRIMBON JAWA LENGKAP

BUBUR MERAH PUTIH UNTUK SELAMATAN WETON

SEJARAH KAWITANE WONG JAWA LAN WONG KANUNG