Majapahit Park Sebuah Masalah Baru

Sungguh membuka khasanah yang luar biasa tentang masa silam kerajaan Majapahit setelah saya membaca buku berjudul Gajah Mada "Hamukti Palapa" karya Langit Krisna Hariadi.Buku setebal 752 halaman tersebut menceritakan sisi lain misteri hilangnya 2 pusaka majapahit beberapa waktu sebelum Mahapatih Gajah Mada mencucapkan sumpah palapa.Sepeninggal Sri Jayanegara,kerajaan Majapahit saat itu dipimpin oleh 2 prabu putri ( Dyah Wiyat Rajadewi Maharajasa dan Tribuanatunggadewi Jayawisnuwardani ) sedang mengalami gejolak luar biasa saat menghadapi pemberotakan Keta dan Sadeng,ditambah penderitaan rakyat menghadapi kemarau panjang yang menyebabkan paceklik dimana-mana.

Makam Raja Brawijaya V
Bendera gula kelapa ( merah putih ) sudah ada sejak jama Majapahit

Pusaka yang hilang itu adalah cibna gringsing lohbeng lewing laka dan payung songsong kiai udan riwis yang raib dari keraton karena dicuri orang.Cibna gringsing lohbeng lewing laka adalah lambang kerajaan Majapahit yang pertama,berupa kain bendera gula kelapa (merah putih) yang dibatik oleh istri mendiang Raden wijaya yaitu Ibu suri Rajapatni Gayatri.Sedangkan songsong kiai udan riwis adalah sebuah payung yang digunakan untuk penobatan raja raja terdahulu.Yang menarik adalah ternyata ibu suri Gayatri lah yang menjadi dalang pencurian 2 pusaka tersebut,beliau mengutus Ki Branjang Ratus untuk mencuri kedua pusaka tersebut dan membawanya keliling kerajaan Majapahit.Sementara pemimpin pasukan Bhayangkara yaitu senopati Gajah Engon diutus 2 prabu putri untuk menangkap pencuri itu.


Kolam Segaran
Digunakan pasukan laut majapahit untuk melakukan latihan renang

Ibu suri Gayatri yang saat itu telah menjadi bhiksuni adalah orang yang sidik paninggal.Beliau mengetahui dengan dibawanya kedua pusaka itu dapat memberi keteduhan dan kemakmuran kepada rakya.Ibu suri Gayatri juga memberi petunjuk kepada senopati Gajah Engon kemana harus mengejar pencuri itu,yaitu dengan mencari asalnya hujan.tapi beliau merahasiakan tujuan yang sebenarnya kepada senopati Gajah Engon.Peristiwa peristiwa yang dialami senopati Gajah Engon saat mengejar Ki Branjang Ratus subgguh sulit diterima akal sehat,entah karena kesaktian kedua pusaka tersebut atau karena kehendak Sang Hyang Widi saat pengejaran tersebut setiap daerah yang dilewati pembawa pusaka tersebut selalu mendapat berkah hujan sehingga membawa kebahagiaan kepada rakyat.Sungguh peristiwa yang membawa keheranan terhadap senopati Gajah Enggon,apalagi di perjalananya itu senopati Gajah Enggon justru menemukan jodohnya dan dia juga bertemu oleh pahlawan pahlawan Majapahit terdahulu yang ikut berjuang mendirikan kerajaan Majapahit bersama Raden Wijaya.


Candi Bajang Ratu
Pembangunanya konon berkaitan dengan diangkatnya Sri Jayanegara (Raden Kalagemet) menjadi Raja saat usianya masih remaja(Bajang Ratu = Ratu kecil)

Gajah Enggon akhirnya mengetahui rahasia dicurinya kedua pusaka tersebut setelah Ki Branjang Ratus mengembalikannya ke istana pada malam setelah patih Gajah Mada di angkat sebagai Mahapatih Amangkubumi.Dengan diiringi hujan lebat para keluarga istana dan semua prajurit menyaksikan pengembalian kedua pusaka tersebut,kemudian Ibu suri Gayatri menjelaskan arti di balik semua ini.

Mahapatih Gajah Mada sendiri diangkat menjadi Mahapatih oleh kedua Prabu Putri karena sepak terjang Gajah Mada yang gemilang selama ini dan juga lewat pengabdian yang begitu besar kepada Majapahit.Hal ini juga tak lepas dari keberhasilan Gajah Mada mengatasi pemberotakan Keta dan Sadeng.Gajah Mada menggantikan Mahapatih Arya Tadah yang sudah tua dan sakit sakitan,dan atas usul Arya Tadah pula kedua Prabu Putri mengangkat Gajah Mada menduduki posisi tampuk pimpinan kedua kerajaan setelah Raja.
Mahapatih 


Gajah Mada

Di hari pengangkatanya itu,Gajah Mada mengucapkan sumpah di depan Prabu Putri dan para pejabat serta raja raja bawahan yang hadir di pasewakan untuk tidak akan bersenang senang sebelum berhasil mempersatukan Nusantara dibawah kepemimpinan Majapahit.Sebuah sumpah yang sempat ditertawakan oleh beberapa pejabat,namun kelak pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk Majapahit benar benar menjadi kerajaan terbesar di Nusantara.

Peninggalan yang disinyalir menjadi bekas penyangga tiang keraton Majapahit
kondisinya terbengkalai di situs Trowulan

Majapahit merupakan kekayaan masa silam bangsa ini yang memiliki nilai tak ternilai bagi budaya bangsa,kerajaan yang pernah mempermalukan kerajaan Monggol yang terkenal tak terkalahkan ini menjadi kerajaan tersesar di Asia Tenggara.Begitu banyak warisan yang ditinggalkanya,sisa sisa kebesaran Majapahit sebagian besar masih terkubur di situs Trowulan,Mojokerto.Trowulan adalah lokasi tempat keraton Majapahit berdiri,yang sampai saat ini masih terus digali oleh para arkeolog dan peneliti.

Ancaman serius terhadap kelestarian benda benda cagar budaya warisan Majapahit di situs Trowulan adalah dengan banyaknya warga sekitar yang mendirikan tempat tempat produksi batu bata.Penggalian tanah disekitar situs jelas akan merusak benda benda atau bangunan yang masih terkubur dibawahnya.
Sebuah pemandangan yang memprihatinkan,sisa sisa peninggalan Majapahit menghadapi ancaman serius



Hal yang tak kalah serius juga mengancam keberadaan benda benda cagar budaya di Trowulan,yaitu dengan rencana dibangunya Majapahit Park /Pusat Informasi Majapahit.Pembangunan bangunan yang bertujuan untuk melestarikan warisan Majapahit dan memperkenalkan Majapahit tersebut oleh beberapa arkeolog malah bisa dimungkinkan menjadi pagar makan tanaman.Karena proyek pembangunanya dinilai kurang memiliki konsep yang hati hati dan terkesan sembrono.Pembuatan pondasi serta tiang tiang pancang yangt epat di atas salah satu situs pentingakan justru akan merusak situs dibawahnya.

Rencana pembangunan Majapahit Park






Sangat disayangkan jika ide yang semula baik justru akan merusak situs jika implementasinya tidak direncanakan dengan baik


Mengingat Majapahit adalah warisan yang tak ternilai harganya,menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menjaga sisa sisa peninggalanya dengan baik.Peninggalan Majapahit harus tetap lestari dan menjadi harta milik kita bersama,yang anak anak cucu kita tak hanya mengenalnya lewat buku sejarah tapi dapat melihatnya sampai kapanpun.Tanggung jawab kita bersama tentunya,sebagai bangsa yang besar,sebagai bangsa yang menghargai sejarah masa lalunya
http://paijoshikamaru.blogspot.com/2009/04/memory-of-majapahit-kingdom-sungguh.html

Comments

Popular posts from this blog

PRIMBON JAWA LENGKAP

BUBUR MERAH PUTIH UNTUK SELAMATAN WETON

UPACARA ADAT MITONI ( 7 BULAN KEHAMILAN )